Wamena, nokenwene.com – Sudah lebih dari 5 tahun, sekolah dasar (SD) Negeri Taela, Distrik Taelarek Kabupaten Jayawijaya tidak ada penerimaan siswa baru dan operasonal belajar mengajar terhenti. Akan tetapi secara Data Pokok Pendidikan (Dapodik) aktif, termasuk dana Bos.
Sejak tahun 2019 tokoh masyarakat dan intelektual setempat sudah menyuarakan masalah tersebut kepada Bupati Jayawijaya dan dinas terkait, bahkan sampai demonstrasi di kantor Bupati Jayawijaya, tapi sampai dengan tahun 2021 ini tidak ada penyelesaian.
“Saya dapat informasi seokolah itu sejak tahun 2016 sudah tidak jalan, saya pulang dari studi di Jawa tahun 2017, semua sudah tidak ada aktifitas. Jadi penerimaan siswa baru sudah tidak jalan, belajar mengajar sudah tidak jalan sampai sekrang” Ungkap Erinus Mosip, Tokoh intelektual Distrik Taelarek melalui sambungan telepon di Wamena, Rabu, 15/09/2021.
Meski begitu kata Erinus, Biaya Operasional Sekolah (BOS) di sekolah tersebut tetap dicairkan oleh kepala sekolah dan membagikan sebagian uangnya kepada beberapa siswa setempat, lalu ambil dokumentasi untuk dilaporkan.
“Ketika ada dana BOS seringkali kepala sekolah suruh anak buahnya naik (ke sekolah) hanya untuk babat rumput kemudian bagi uang ke siswa itu satu orang 50 ribu begitu, kemudian ambil dokumentasi kembali (pulang). Jadi sampai sekrang belum ada aktivitas. Sudah 5 tahun lebih ini” Ungkapnya.
Guru yang bertugas di SD Negeri Taela sebanyak 6 orang, 1 orang PNS yaitu Kepala Sekolah dan 5 lainnya guru honorer. Sementara jumlah siswa menurut Erinus sekitar 300 an lebih. “Jumlah siswa ini dana Bos nya paling tinggi” katanya.
Selain itu, Erinus Mosip mengatakan, tanpa proses belajar mengajar pihak sekolah sering kumpul anak-anak di kampung dan mendata nama mereka untuk diikutkan pada ujian, tanpa memperhatikan kualitas pengetahuan anak tersebut.
“Seringkali mereka (guru) tangkap siswa-siswa yang di sana untuk ikutkan ujian saat mau ujian. Anak-anak di kampung itu mereka pungut daftar nama baru suruh ujian. Sering nama anak dari tempat lain mereka daftarkan saja” katanya.
“Sehingga hasilnya itu adik-adik yang kami masukan di SMP sudah punya ijazah SD tapi kami bawa ke kota baru masukan di SMP sering kali tidak diterima karena tidak bisa membaca menulis berhitung, sangat tidak bisa” Jelas Erinus Mosip, Intelektual asal Distrik Taelarek yang kini Dosen di Stiper Petra Baliem.
Lebih Jauh Erinus menjelaskan, pihaknya sudah beberapa kali menyuarakan persoalan tersebut sejak tahun 2019 lalu, baik kepada Bupati Jayawijaya maupun dinas terkait, namun hingga saat ini tidak ada respon penyelesaian.
Kepada Dinas Pendidikan Jayawijaya, kata Dia, telah disampaikan secara lisan maupun tertulis tapi tetap tidak ada penyelelesaian. Bahkan sudah lebih dari 3 kali, surat maupun mediasi disampaikan ke Dinas pendidikan.
“Tapi tidak ada tindakan, sehingga tahun 2019 itu juga saya dengan beberapa teman intelek lakukan demonstrasi di kantor Bupati Jayawijaya langsung ditemui oleh bapak Bupati, Wakil Bupati lalu sudah diarahkan, tapi tetap saja tidak ada tindak lanjut dari dinas” bebernya.
Salah satu hasil dari demontsrasi itu, lanjut Erinus, Bupati Jayawijaya memerintahkan Dinas terkait untuk menindak lanjuti, termasuk mengusulkan nama guru honorer untuk SD Taela, dari warga setempat.
“Salah satu solusi demo adalah, mengangkat 3 orang tenaga (guru) honorer. Jadi nama-namanya kami yang usulkan, yang ke dua usulkan nama kepala sekolah baru, sesuai dengan petunjuk itu kami sudah lakukan dalam bentuk surat termasuk usulan 3 guru, namun surat itu tidak tahu ada dimana”Ujarnya.
Mediasi kembali berlanjut pada tahun 2020 dengan melibatkan, tokoh masyarakat, gereja, pemerintah Distrik, DPRD Dapil setempat, komite sekolah dan Kepala Sekolah serta beberapa pihak lain dari Distrik Tailarek, mediasi dengan Dinas P dan P.
“Hasil kesepakatannya kepala sekolah harus diganti tapi mungkin ada kepentingan atau mungkin ada yang main suap sehingga belum diganti, akhirnya keputusan yang kita buat bersama itu tidak dilakukan” Ujarnya.
Tidak hanya itu, dalam kunjungan Bupati Jayawijaya ke Distrik Taelarek pada bulan November 2020 lalu, juga disampaikan persoalan tersebut kepada Bupati.
“Mediasi sudah banyak kali kami lakukan, lisan maupun tertulis tapi tidak ada jawaban, sehingga terpaksa kemarin saya naikan (Informasi) ke group itu” Kata Erinus, menjelaskan maksud membuka informasi SD Taela ke media sosial.
Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas P dan P Kabupaten Jayawijaya, Jhon Hiluka yang dikonfirmasi mengatakan, perihal operasional sekolah yang tidak berjalan selama 5 tahun, pihanya mengacu pada data Dapodik dimana, Dapodik menunjukan SD Negeri Taela aktif melaksanakan proses belajar.
“Itu kita lihat di Dapodik. Tapi dari 128 sekolah ini kan baru 91 sekolah yang kami sudah turun, rencana dalam waktu dekat kami ke sana (SD Negeri Taela). Tapi secara Dapodik inikan aktif ini, semua guru aktif siswa banyak” Ujar Jhon Hiluka, sembari mengatakan pihaknya baru menjabat 4 bulan sebagai Kabid SD.
Dia mengakui, bahwa sudah beberapakali dilakukan mediasi oleh tokoh-tokoh setempat tentang masalah sekolah tersebut, akan tetapi tidak perna disampaikan secara tertulis kepada Dinas terkait tentang aspirasi pergantian kepala sekolah maupun guru honorer, sehingga belum bisa diproses.
Selain itu, Jhon juga mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan upaya penyelesaian masalah tersebut, salah satuhnya menghentikan dana BOS SD Negeri Taela untuk tahap ke-2 tahun anggaran 2021
“Jadi langkah awal yang saya lakukan itu (Dana BOS) tahap ke-2 saya tahan, tidak bisa realisasi. Pihak sekolah datang mengamuk sama saya tapi saya bilag kamu tidak melaksanakan tugas kok. Ini langkah pertama saya untuk selesaikan masalah. Saya akan ke sekolah itu dulu” Ujar Jhon Hiluka melalui sambungan telepon.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post