Wamena, nokenwene.com – Pernyataan Hengky Heselo, yang mengaku dirinya selaku kepalah suku Kabupaten Jayawijaya (Wamena) lalu menuntut aktivis kemanusian Papua Victor Yeimo untuk dihukum, dinilai tidak memiliki dasar apapun karena status kepalah suku bukan jabatan atas hasil pemilihan atau sejenisnya melainkan kepalah suku adalah garis keturunan yang telah diwariskan oleh moyang secara budaya orang Balien Wamena, Kabupaten Jayawijaya
Penolakan Hengky Heselo sebagai kepalah suku Jayawijaya itu, disampaikan sala satu toko pemuda Kabupaten Jayawijya Akatif Hisage, kepada media ini, senin 16/08/2021
Untuk itu, menurut Akatif Hisage, statement Hengky Heselo yang beredar di berbagai media sosial dalam video berdurasi 49 detik yang isinya mendesak Victor Yeimo harus diproses hukum , sangat tidak pantas dan memalukan.
Karena dalam vidoe itu terdengar, Hengky Heselo, mengaku dirinya sebagai kepalah suku Jayawijaya dan minta kepada Kapolda Papua untuk segera proses hukum terhadap seorang “Yeimo”. Sayangnya, tak sebutkan nama karena “Yeimo” adalah marga seseorang asal salah satu daerah di Papua.
“Pernyataan Bapak Hengki Heselo yang mengaku diri sebagai Kepala suku Kabupaten Jayawijaya sangat tidak mendasar, sebab di Kabupaten Jayawijaya tidak ada marga Heselo dan yang ada marga Heselo itu di Kabupaten Yahukimo atau Wilayah Kurima dan sekitarnya” Kata Akatif
Maka, kata Akatif Hisage, kami sebagai orang Kabupaten Jayawijaya itu tidak kenal Hengki Heselo sebagai Kepala suku Kabupaten Jayawijaya, yang kami tahu bahwa Bapak Hengky Heselo adalah Kepala Desa di Desa Honelama Kabupaten Jayawijaya, maka diangkat Kepala Desa bukan berarti langsung diangkat juga sebagai kepala suku di Jayawijaya.
“Kami juga punya kepala suku sendiri di wilayah adat kami Kabupaten Jayawijaya sini, sebab jabatan kepala Suku itu bukan melalui pemilihan tetapi ada garis turunan yang diwariskan kepada turunannya sendiri, bukan kepada siapa-siapa, jika Bapak Hengki Heselo sebagai kepala suku itu anda harus tahu diri saya ada di Wilayah adat mana?”, tegas Toko Pemuda Jayawijaya itu.
Yang disebut kepala suku disuatu wilayah itu, menurut Akatif, diantaranya : punya Dusun, punya Honai Adat, punya Wilayah Adat (bukan wilayah administrasi Pemerintahan).
“ Tetapi, yang ini semuanya tidak ada di Kabupaten Jayawijaya sini”, ucapnya
Pernyataan Bapak Hengki Heselo yang mengaku diri sebagai Kepala suku Kabupaten Jayawijaya ini, dinilai melukai Hati Kepala Suku kami di Kabupaten Jayawijaya dan meremehkan kepala-kepala suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya.
“Saya berharap agar LMA Kabupaten Jayawijaya segera meminta kelarifikasi kepada Bapak Hengki Heselo atas pernyataannya sebagai Kepala Suku Kabupaten Jayawijaya tersebut yang beredar video klip di WhatsApp”, tegasnya
Lanjud Hisage, Pernyataan divideo klip tersebut justeru membuat kegaduan di masyarakat terutama para kepala suku yang ada di Jayawijaya sehingga ia minta agar Hengky dan kelompoknya tidak buat pernyataan serupa lagi.
“Jika Bapak Hengki Heselo mengaku diri sebagai kepala suku itu bukan bicara politik tetapi bicara buka kebun lahan baru seperti apa? Kita buat Acara Adat (Wene seperti apa) dan lain-lain”, terang Hisage
Sementara itu, dalam video berdurasi 49 menit itu, Hengky Heselo, minta Kapolda Papua untuk Proses hukum terhadap seorang “ Yeimo” (tanpa sebutkan nama) dengan legalitas dirinya sebagai Kepalah Suku Jayawijaya.
“Saya Hengky Heselo, saya Kepalah Suku Kabupaten Jayawijaya, saya minta, sudara “Yeimo” itu, merusak Negara Republik Indonesia. Bapak Kapolda Papua, segera dia harus proses hukum. Tidak boleh dibebaskan”, tegas Heselo dalam video itu.
Hengky Heselo juga, menyebut Mahasiswa dan KNPB (Komite Nasional Papua Barat) yang ingin untuk melakukan demo di kebupaten jayawijayaKapolres Jayawijaya tidak diperbolehkan atau ijinkan untuk demo.
“ Itu merusak. Negara ini NKRI bukan mereka punya. Mereka itu merusak negara ini”, kata Heselo
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post