Wamena, Nokenwene.com – Dewan Adat Papua (DAP) memperingati hari pribumi Internasional yang jatuh pada tanggal 9 Agustus 2020. Syukuran peringatan itu dilakukan di lapangan sepak bola Kama, halaman kantor Dewan adat Hubula, Distrik Wesaput, Senin (10/8/2020).
Ketua Dewan Adat (DAP) Papua, Dominikus Surabut, mengatakan hari ini adalah hari pestanya rakyat, karena kami berada dalam satu lembaga di bawa Perserikatan Bangsa Bangsa yaitu, United Nation Permanen Forum on Institut Isu.
“ Jadi di PBB di bawa isu -isu masyarakat adat dan kami ada di Forum itu. Sehingga mereka sedang merayakan di hari ini juga” Ujar Dominikus Surabut pada perayaan itu.
Patut mengucap syukur kepada Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta dan masyarakat adat, sebab adat adalah Firman Allh yang hidup, Pesan singkat Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), terkait dengan hak hak masyarakat adat Bangsa Pribumi, yang di bacakan oleh Ketua DAP, mengawali Pidatonya.
“Dalam kesempatan ini saya mengajak kita semua untuk menghargai jasa para leluhur, para martir yang telah melandasi pondasi tanah di seluhur muka bumi termasuk tanah yang sedang kami berdiri dan duduk ini (Papua-Wamena)” ujarnya.
Momentum perayaan hari pribumi itu juga, masyarakat adat Papua meluncurkan petisi penolakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua Jilid II yang oleh Dewan Adat menyebut sebagai bentuk konsultasi publik.
“Jadi momentum ini, kita membuka untuk meluncurkan peluncuran penanda tanganan petisi penolakan Otsus Jilid II, karena ini merupakan bentuk dari konsultasi publik. Sehingga apa yang mengamandemen oleh pemerintah jakarta (Pemerintah pusat) itu tidak melihat kebutuhan rakyat. Yang sesungguhnya harus ada evaluasi evaluasi Otsus, tetapi tidak melakukan evaluasi lalu di paksakan untuk melakukan amandemen”, ujar Surabut
Sementara itu, Kapolre Jayawijaya, AKBP Dominggus Rumaropen, mengatakan mengingat adat pergerakan masa dalam perayaan hari pribumi internasional ini, jajaran kepolisian Polres Jayawijaya yang dibackup oleh TNI , Kodim 1702/ Jayawijaya melakukan pengamanan.
“Warga yang merayakan hari pribumi ini datang dari semua arah dari berbagai wilayah di Jayawijaya sehingga anggota kita terfokus pada beberapa titik ada sekitar 12 titik dalam kota ini, warga ini kita kawal hingga masuk kelapangan kama , hingga berakhirnya akhir dari acara ini kita juga kawal sehingga tidak ada lagi mobilisasi masa yang kalau tak dikendalikan bisa mengganggu aktifitas warga”, ujar Rumaropen.
Pewarta: Osi / Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post