Wamena, nokenwene.com, Sekolah Darurat yang dibangun untuk membantu pendidikan para pelajar pengungsi asal Nduga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini telah berlangsung sejak akhir September lalu.
Ketan Yelipele, seorang relawan yang menjadi guru di Sekolah Darurat menyesalkan sikap pemerintah yang tidak memperhatikan pendidikan anak-anak pengungsi Nduga. Dirinya mengungkapkan bahwa pendidikan anak-anak pengungsi di Sekolah Darurat tidak berjalan karena tidak ada lagi guru yang mengajar selain relawan.
“Guru-guru asal Nduga tidak datang mengajar sejak awal semester ini. Selama ini yang mengajar hanyalah para relawan.” Ungkap Yelipele di Weneroma Senin (11/11/2019).
Ketiadaan guru ini mengakibatkan lebih dari 800 pelajar dari SD hingga SMA tidak bisa menikmati pendidikan.
Sebelumnya Sekolah Darurat ini diajar oleh 80 lebih guru dari Pemda Nduga. Namun sejak awal semester gasal ini, tidak ada lagi guru ASN maupun guru Kontrak Pemda Nduga yang diizinkan mengajar di Sekolah Darurat.
Hingga saat ini, Tim relawan yang membangun Sekolah Darurat maupun para siswa sendiri tidak mendapatkan penjelasan dari pemerintah.
Tim Relawan berharap agar pemerintah segera menyikapi hal ini. Ini merupakan tanggung jawab pemerintah yang tidak bisa diabaikan.
Pewarta JW Ninmin Nduga
Discussion about this post