
Wamena, nokenwene.com – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Alpius Wetipo mengatakan, sepanjang belum ada profil tentang, sejarah, asal usul dan tulisan ilmiah tentang rumput Mei,maka ia belum bisa dijadikan sebagai obyek destinasi wisata di Kabupaten Jayawijaya. Selain itu, salah satu syarat obyek wisata adalah harus terfokus dan terknsentrasi disatu tempat, sementara rumput mei tumbuh sembarang di hampir semua tempat di Wamena
Hal itu disampaikan Alpius Wetipo dalam dialog RRI Wamena bertajuk “Rumput Mei, bisakah jadi destinasi wisata baru di Wamena?” kamis, 09 Mei 2019
Rumput dari tumbuhan ilalang berwarna ungu ini disebut rumput mei, karena ia hanya bermekar setahun sekali yaitu pada bulan Mei
“kami dinas sendiri juga belum tahu, seperti apa yang harus kita angkat sebagai destinasi wisata karena bunga ini juga baru muncul. Kita harus punya cerita dulu untuk angkat sebagai destinasi wisata” ungkap Alpius
Sehingga kata Dia, untuk saat ini Rumput Mei belum bisa dijadikan sebagai obyek destinasi wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan, tapi ia sebagai suatu keunikan yang dimiliki alam Lembah Baliem Wamena
“ini satu potensi objek wisata tidak tapi ini hanya satu keunikan yang baru muncul di Wamena. kita mau jadikan itu salah satu program parawisata, kita lihat sejarahnya dulu, tulisan ceritanya dulu, suapay bisa dijelaskan kepada wisatawan” ujarnya

Selain itu, untuk menjadi sebuah destinasi wisata, obyeknya harus terfokus di suatu tempat yang bisa dikunjungi, dan didukung dengan obyek lainnya sebagai nilai tambah bagi pengunjung sementara rumput mei ini tumbuh sembarang dihampir semua tempat
“kalo jadikan satu potensi wisata berarti harus ada tempat dimana lokasih yang harus ditetapkan, sehingga orang datang tempatnya jelas, kalo sekarang ini kan tidak pada suatu tempat tapi lokasi yang ada hampir semua ada” ujarnya
Tapi Lanjut Alpius Wetipo, potensi rumput mei sebagai salah satu obyek wisata sangat memungkinkan sebab merupakan satu keunika di Wamena,hanya saja bagaimana mengorganisisirnya dan menggali cerita asal-usulnya membutuhkan proses
“memang potensi sebagai destinasi wisata itu ada” lanjut Alpius
Munculnya fenomena unik rumput ungi ini ke permukaan public, tak terlepas dari peran komunitas Agamuasegefotografi, sebuah komunitas fotografer di Wamena. setelah mengamati beberapa tahun sebelumnya, baru pada tahun 2016 memunculkan rumput tersebut ke permukaan public dengan memberi nama Rumput Mei
“syanag kalo fenomena unik ini tidak jadi potensi wisata, maka dengan adanya diskusi ini saya berharap kepada bapak kepala dinas kita bisa jadi mitra untuk bagaimana menggali potensi ini” Ujar Paul Silvester Korwa, Penasihat Agamua Sege Fotografer yang juga sebagai narasumber dialog RRI Wamena
Sementara itu, Mountain Filemmeker dan fotografer (MFMF) Wamena, hendak memotret fenomena unik di bulan mei ini dalam sebuah filem dokumnter
“kami sedang menggali dari sisi budaya dan informasih lain dari masyarakat tentang rumput mei ini, untuk di filemkan karena ini rumput yang baru dikenal jadi belum banyak informasih tetag itu” Ujar Nelson Lokobal dari Komuitas MFMF pada dialog RRI tersebut
Pewarta: Tibe Tebay / JW Noken Wamena
Discussion about this post