Theo Hesegem / JW NokenWamena, nokenwene.com – Ketua Solidaritas Anti Miras (minuman keras) dan Narkoba Kabupaten Jayawijaya, Theo Hesegem, menyatakan sikap Persekutuan Gereja-gereja Jayawijaya (PGGJ) Perlu diklarifikasi. Sorotan Theo lebih dititik beratkan pada pernyataan poin ke-4
“nomor yang ke 4 perlu diklarifikasi kembali, kalau katakanlah tembak ditempat bagi pelaku anarkis, berarti mematikan bukan melumpuhkan” kata Theo Hesegem di Wamena jumat, 26/4/19
Theo beralasan pernyataan itu bisa ditapsirkan PGGJ melegitimasi tindakan penembakan aparat keamanan di lapangan
“berarti Gereja telah menyetujui mematikan orang dengan cara menembak, tetapi aparat mempunyai protap-2 dan prosedur bukan menembak sembarang” ujarnya
Menyampaikan dukungan terhadap aparat penegak hukum untuk melakukan penegakan hukum di Jayawijaya sangat penting dan harus didukung penuh oleh semua pihak
“Tetapi disini saya juga mau bertegas bahwa ada oknum2 aparat juga yang membekap para agen penjual minuman, ini yang belum masuk dalam pernyataan PPGJ” katanya
Lebih jauh Theo Hesegem, insiden di Wouma memang patut menjadi perhatian, pembunuhan yang terjadi adalah di luar dugaan sebagai akibat minuman keras
“terjadi karena ketika orang melakukan pesta miras, apakah PPGJ telah melakukan pemetaan tempat minum keras di Wamena ?” lanjut Theo, tanya
Terpisah Ence Geong, Sekretaris Eksekutif Yayasan Teratai Hati Papua (YTHP) Wamena menutrkan, kita perlu tanggapan gereja seperti ini untuk berbagai kasus yang ada di Wamena dan Pegunungan umumnya.
“Saya mengapresiasi seruan PGGJ terkait kasus di Wouma. Akan tetapi pernyataan keempatnya bisa menyebabkan tafsiran ganda. Ini bisa menjadi pembenaran atas tindakan main hakim sendiri. Kita semua harus menghargai Asas Praduga Tak Bersalah” kata Ence
Sebelumnya, kamis 25/4/19, PGGJ menyatakan sikap atas insiden di pasar Wouma, terdapat 9 poin pernyataan PGGJ, satu diantarahnya mendukung TNI/Polri untuk tembak di tempat pelaku anarkis.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post