Para peraih medali Asean Games dipandang sebagai pahlawan bangsa yang mengharumkan nama bangsa Indonesia atas prestasi luar biasanya. Perjuangan mereka melatih diri, disiplin dan kegigihan dalam berjuang patut diapresiasi. Kita semua bangsa Indonesia bangga dengan prestasi anak bangsa itu.
Atas prestasi para atlet itu, pemerintah memberikan bonus besar. Uang hingga 1,5 Miliar Rupiah, rumah hingga diangkat menjadi PNS. Pemerintah secara serius mengapresiasi para pahlawan bangsa ini dan langsung menyerahkan bonus itu sebelum keringat para atlet tersebut mengering. Ini jauh berbeda dibandingkan pemerintahan sebelumnya yang terkesan lambat dalam menyerahkan bonus sebagaimana dijanjikan.
Apresiasi pemerintah berupa bonus untuk para atlet berprestasi tersebut mengingatkan saya pada sekelompok tenaga kesehatan di RSUD Dekai. Bulan Juli lalu, para pegawai di sana melakukan aksi mogok kerja selama seminggu karena uang lembur dan uang makan tidak dibayarkan. Yang berjuang keras untuk ini adalah para honorer dan relawan. Jumlah honorer dan relawan di RSUD Dekai ini melebihi jumlah ASN.
Honorer setiap bulannya mendapat Rp 1,5 juta sementara para relawan harus bekerja tanpa dibayar kecuali dari uang lembur dan uang makan. Kok ada relawan?
Saat ini ada belasan orang yang menjadi relawan di RSUD Dekai. Karena kuota pegawai yang bisa dikontrak Pemda masih terbatas, mereka ini harus antri dengan bekerja sebagai relawan sambil menanti ada pengangkatan pegawai honorer atau test PNS.
Mereka ini bukan hanya tenaga pelengkap, tetapi hidupnya pelayanan di RSUD Dekai sangat bergantung pada kedua kelompok ini. Jumlah ASN yang bekerja di RSUD Dekai tidak mencukupi untuk pelayanan rutin bagi masyarakat. Sayangnya mereka ini harus berjuang hidup dengan pendapatan seadanya bahkan jauh di bawah Upah Minimum Provinsi Papua.
Seorang dokter di RSUD Dekai mengungkapkan bahwa di RSUD Dekai, semua orang yang bekerja adalah satu tim. Namun sungguh sedih melihat ada sebagian besar para pegawai di situ yang harus berjuang dengan susah payah untuk bertahan hidup karena pendapatannya sangatlah minim.
Tentu berbicara tentang bonus para atlet peraih medali Asean Games sambil menyinggung para relawan dan honorer di RSUD Dekai bukanlah hal yang baik. Keduanya dengan konteksnya sendiri dan pengabdian tersendiri juga. Namun bonus besar untuk para atlet ditambah jaminan hidup berupa pengangkatan sebagai PNS adalah harapan setiap anak bangsa ini.
Andai saja para relawan dan honorer di RSUD Dekai bisa mendapat penghargaan yang layak dari negara ini. Mereka tidak mengharapkan bonus miliaran rupiah seperti yang didapat para atlet Asean Games. Mereka hanya membutuhkan ganjaran yang layak atas kerjanya sehingga bisa menghidupi keluarganya. Dan ada jauh lebih banyak orang-orang seperti mereka di seluruh Indonesia yang membutuhkan perhatian negara.
Kini ketika ada peluang CPNS, para honorer dan relawan ini pun berjuang untuk diangkat. Mereka memang tidak berprestasi seperti para atlet sehingga bendera Merah Putih bisa terus berkibar di hadapan pandangan mata bangsa lain. Mereka pun tidak membuat lagu Indonesia Raya itu dinyanyikan secara meriah disaksikan banyak telinga bangsa lain. Tetapi mereka mewujudkan makna dibalik berkibarnya Merah Putih dan megahnya nyanyian Indonesia Raya. Mereka tidak mengangkat tinggi Bendera Merah Putih tetapi mereka mengangkat nilai kemanusiaan dan menyelamatkan nyawa manusia yang terancam.
Discussion about this post