YAHUKIMO, (Noken Wene) – Menjadi seorang peternak babi adalah salah satu budaya atau tradisi dari nenek moyang bagi orang pegunungan bahkan orang Papua umumnya
Habel Kabak, salah seorang warga peternak babi di kota Dekai Yahukimo ketika bertemu Noken Wene Selasa, (22/05/2018) di rumahnya mengatakan, dirinya sudah lama menjadi peternak babi. Ia beternak babi karena merupakan budaya sebagai orang gunung dan untuk membiayai kedua anaknya yang sedang duduk di bangku kuliah.
“ Saya ternak babi sejak Tahun 2010, dan saya ternak babi karena yang pertama budaya kami sebagai orang gunung harus beternak. Dan yang kedua untuk membiayai uang kuliah dan uang makan kedua anak saya yang kuliah di Jayapura dan di Semarang” katanya.
Dalam beternak babi banyak kesulitan yang dihadapi yaitu makanan babi yang harus diambil di kebun lalu bawa ke rumah, dimasak dan dikasih makan.
“Dalam satu hari makanan babi yang dibutuhkan sebanyak tiga sampai lima noken, dan untuk antar makanan babi dari kebun ke rumah menggunakan ojek dan biaya ojek yang dikeluarkan sebanyak 50 sampai 60 ribu,” ungkapnya.
Kabak juga menambahkan, induk babinya saat ini sebanyak 5 ekor, dari 5 ekor itu yang 3 umur sekitar 9 tahun, dan ketika di jual harganya mencapai 50 juta rupiah per ekor dan yang 2 sekitar 5 tahun.
“ Induk babi semuanya ada 5, dan yang 3 umurnya 9 Tahun dan yang 2 umurnya 5 Tahun. Dan kami juga sering mengalami kesulitan ketika babi-babi ini sakit karena di Dekai belum ada dokter hewan jadi kadang kita memberikan obat vitamin untuk babi “ kata Kabak
Dalam mengurus babi-babi, Kabak selalu menjalankan dengan istrinya dan kedua anak-anaknya yang masih kecil yang duduk di bangku SMP dan SD.
“ Saya selalu dibantu oleh anak-anak dan istri saya untuk masak makanan babi, potong makanan babi, dan membersihkan kandang babi “ Lanjut Kabak
Kabak berharap kepada kedua anaknya yang kuliah di Jayapura dan di Semarang supaya dengan hasil kerja keras ini kedua anaknya boleh dapat menyelesaikan pendidikanya dengan baik dan pulang dengan selamat.
“Saya sebagai orang tua berharap kepada kedua anak-anak saya yang kuliah di Jayapura dan di Semarang supaya boleh dapat menyelesaikan pendidikanya dengan target yang sudah ditentukan dan kembali dengan membawa gelar “ Ungkapnya.
Kepada Pemerintah Kabupaten Yahukimo, ia berpesan agar perhatikan warga asli Papua yang ingin beternak babi khususnya yang kesulitan modal usage.
“Ada warga asli Papa yang ingin beternak babi, tetapi karena tidak memiliki modal usaha sehingga hanya duduk-duduk saja di rumah” tambahnya
Pewarta : Ruland Jekson Kabak / JW Yahukimo
Discussion about this post